setiap hari engkau tidak bertanya bagaimana proses penciptaan dunia
karena Tuhan sudah membeber dalam firmannya
tentang penciptaan dunia selama enam masa

tapi engkau selalu bertanya untuk apa dunia ada

engakau tidak bertanya bagaimana proses penciptaan manusia
karena Tuhan sudah menjelaskan dalam firmannya
bahwa manusia tumbuh dari bumi selama beberapa masa
tapi engkau selalu bertanya siapakah saya sebenarnya

engkau selalu bertanya meski tak kunjung menemukan jawabnya
engkau bertanya engkau memikirkan hakikatnya
agar selalu tercipta jalan cahaya menuntunnya
agar jauh dari hiruk-pikuk pesta dunia
agar selamat dari bujuk rayu kaum durja yang lupa siapa dirinya

setiap kali engkau bertanya Tuhan sudah siapkan jawabannya
teruslah bertanya engkau akan  tahu hakikat keberadaannya
engkau akan tahu bahwa dirimu punya pikiran, punya rasa
engkau akan tahu jalan pulang yang sesungguhnya
engkau akan selamat selamanya

bukankah sesel tubuh adalah bayangan dari keberadaan sesungguhnya
keberadaan dari hakikat yang nyata
keberadaan dari yang ada
bagai bayang-bayangmu di dunia maya

apakah engkau masih akan terus bertanya
tentang siapa dirimu sebenarnya dan untuk apa dunia ada
kalau engkau tak bermanja dengan firman-firmannya
berarti engkau telah menggunakan akal ciptaannya
bahwa engkaulah manusia bukan mereka yang sesat jalannya

aku datang mengingatkan dirimu dari jalan gamang

yang ditempuh dengan hasrat untuk mengusai bayang-bayang
apakah dirimu masih lupa
apakah dirimu masih bisa bijaksana
aku lebih bijak darimu
engkau tak ada apa-apanya
karena engkau bukan manusia
engkau sama saja dengan binatang melata
setiap hari makan lalu keluarkan jeroan
engkau bukan manusia
engkau salah jalan 
rupanya


Tanjug Kodok, 2014