Suhartatik. Dok. Nun |
Sumenep-Memunyai karya tulis yang terbit dan beredar, serta dikonsumsi oleh orang lain adalah prestasi tersendiri bagi saya, meski karya saya tidak sehebat penulis-penulis senior yang sudah menyandang nama besar. Namun, saya tetap berkeyakinan suatu saat, saya dan karya saya, juga akan menjadi besar seperti mereka. Saya hanya tinggal menunggu waktu yang sudah dijanjikan, sambil terus berikhtiar dan tekun berkarya.
Beberapa teman, pembaca budiman yang sudah mendapatkan karya saya, telah sudi berfoto dengan karya-karya saya. Itu tak lain adalah bentuk dukungan moril kepada saya, agar terus menulis dan melahirkan karya yang lebih bermutu. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka atas apresiasinya.
Ibu Yusro & Putrinya. Dok. Ibu Yusro |
Para pembaca yang budiman masih punya kesempatan untuk mendapatkan karya-karya berikutnya, yang insya Allah akan terus saya lahirkan. Silakan dibaca, dan diresensi, dan publikasikan. Jika banyak pelajaran yang di dapat pada karya-karya saya, silakan dibagikan. Semoga bermanfaat.
Ustaz Khalili. Dok. Khalili. |
Karya novel pertama yang saya tulis adalah novel Memanjat Pesona; Jalan Terjal Meminang Cinta. Novel tersebut bercerita tentang perjuangan mempertahankan cinta, dan ternyata mampu terbit setelah novel Anak-Anak Revolusi terbit disalah satu penerbit di Yogyakarta. Jadi, novel itu saya tulis pertama kali dan terbit kedua kali. Tetapi, tak apalah. Sebab, setiap karya punya nasibnya sendiri-sendiri dan sudah punya jatah rezeki sendiri. Tugas saya menulis, tetapi bukan berarti membiarkan nasib karya saya terlunta-lunta dan dijerat nasibnya oleh orang lain termasuk penerbit. Misal, jatah royaltinya tidak dibayar oleh penerbit. Nah, seperti itu tak boleh dibiarkan.
Novel Anak-Anak Revolusi adalah novel pergulatan kaum muda yang menghendaki wilayahnya bebas dari kezaliman penguasa, dan mereka berjerih-payah membebaskannya. Semangat mereka patut menjadi teladan bagi siapa pun yang berjiwa revolusioner. Setidaknya, menjadi bagian rujukan untuk memantapkan sepak terjang para pejuang kebenaran.
Novel itu menjadi juara pertama pada 27 Agustus 2013 di Alif Gemilang dan terbit pada bulan November. Novel ini rencananya akan terbit ulang dengan edisi revisi di penerbit Pangaro Media Utama Yogyakarta. Novel ini juga sama judulnya dengan karya Budima Sudjatmiko. Bagaimana ceritanya.
Pada tahun 2015, karya saya yang lain juga akan segera terbit di Tiga Serangkai setelah menjadi juara harapan pada ajang lomba yang diadakannya. Artinya, proses kreativitas menulis masih belum stagnan. Imajinasi dan gairah memuntahkan tinta masih cukup kuat, dan semoga seperti itu selamanya.
Selain menulis sebagai luapan kreativitas, menulis juga menjadi jalan pelampiasan diri saya terhadap berbagai fenomena yang tidak wajar di sekitar saya. Karya yang saya tulis tak lain adalah gambaran kecil dari keganjilan, atau potret buram yang dikabarkan kepada orang lain dalam bentuk cerita. Jika ada hal yang mirip dengan fakta-fakta yang ada, maka siapa pun bisa melacaknya sebagai kritik terhadap karya sastra yang saya tulis.
Penyair Nuhadi & Penulis |
Saya berharap, saya menjadi bagian penyumbang terhadap perkembangan kesusastraan tanah air, dan berguna bagi sesama. Sekali lagi, tugas Penulis adalah menulis. Tugas pembaca adalah menikmatinya, atau malah membuangnya karena jemu dengan rangkai kosakatanya.
Nun,
BMC, 14 Januari 2014
2 Comments