Urnoto lahir
14 Juni 1980 di kepulauan Sumenep Madura Jawa Timur, tepatnya di
pulau Giliraja Kecamatan Giligenting. Dibanyak karyanya, ia sering menggunakan nama pena Nun Urnoto El-Banbary. Kreativitas
menulisnya sudah dimulai sejak sekolah dasar, saat cinta monyetnya mulai
berkembangbiak. Berkunjung ke pulaunya, hanya menempuh jarak satu jam
perjalanan dengan perahu tradisional yang didebur ombak.
Tulisannya sudah berserakan di mana-mana. Tak terhitung,
dan sulit dilacak. Beberapa yang sempat diingatnya antara lain “Otokritik
Pendidikan dan Peradaban Pesantren, Halal Bihalal, Evolusi Pemahaman Keagamaan,
Kedewasaan Beragama, Meluruskan Tafsir Keagamaan, Sastra yang Indah:Sastra
Kemanusiaan, Kebangkitan Peradaban Madura, Kearifan Lokal, Surat Cinta
Buat Salma Tiana, Wanita Dongeng, Negeri Keranda,
Terkekang, Pemulung,
dan Abdul Rakyat.
Beberapa kali karyanya pernah mendapat penghargaan
seperti, novel “Anak-Anak Revolusi” sebagai juara perrtama lomba menulis di
Penerbit Alif Gemilang Pressindo Yogyakarta 2013. Novel “Anak-Anak Pangaro”
pernah sebagai nominator lomba menulis novel di Tulis Nusantara 2013 sekaligus sebagai juara harapan III di Penerbit Tiga Serangkai pada tahun 2014. Cerpern “Karapan”
masuk nominator lomba menulis cerpen di Tulis Nusantara 2014. Cerpen “Burung
Nun” masuk juara harapan di LMCHL Perhutani Green Pen Award 2013.
Puisinya “Dendang Bujang Tanah Seberang” masuk 10 puisi
terbaik pada lomba Menulis Puisi Esai 2013. Pada 2014 puisi esainya yang diberi
judul “Asmaraloka” kembali mendapatkan penghargaan yang sama. Baru-baru ini
(23-26 Oktober 2018) karyanya yang berjudul “Budiman Berdikari” mendapat
penghargaan sebagai juara II oleh Kemendikbud.
Tidak hanya meraih banyak juara, karya-karyanya juga
sudah terbit seperti, antologi cerpen “Negeri Keranda” bersama tiga penulis
Forum Lingkar Sumenep yang terbit di Hafsha Publisher Semarang 2011. Cerpen
“Emak Pahlawanku” terangkum dalam antologi “Ibuku Berbeda” yang terbit di Diva
Press Yogyakarta 2014. Novel “Anak-Anak Revolusi” terbit di Alif Gemilang
Pressindo Yogyakarta 2013.
Novel “Memanjat Pesona; Jalan Terjal Meminang Cinta”
terbit di Pintu Kata Yogyakarta 2014. Puisi “Dendang Bujang Tanah Seberang”
terangkum dalam antologi Rantau Cinta Rantau Sejarah yang diterbitkan oleh
Jurnal Sajak Indonesia 2014. Puisi “Asmaraloka” terbit di Inspirasi.co pada
2015 dalam antologi “Asmaraloka Cabe-Cabean”, sedangkan novel “Anak-Anak
Pangaro” diterbitkan oleh PT. Tiga Serangkai Solo pada 2015 silam. Cerita “Budiman Berdikari” (akan) diterbitkan oleh Kemendikbud dan
disebarkan ke sekolah-sekolah seluruh tanah air.
Selain menulis, Nun Urnoto El-Banbary juga aktif sebagai
trainer. Terhitung sejak 2014 hingga 2018 sudah pernah mengisi acara lebih 100 kali. Tidak hanya itu, ia juga mendirikan rumah baca
Anak-Anak Pangaro dengan koleksi buku lebih dari cukup untuk dibaca orang
sekampungnya.
Tidak sekadar itu, ia juga mengelola website rumahpangaro.com.
Dahulu, Nun Urnoto El-Banbary pernah menjadi ketua
organisasi Forum Lingkar Pena (2008-2009) dan Forum Kajian Santri Giliraja
(2003-2004). Pernah juga terlibat dalam pengembangan ekonomi PCNU Sumenep pada
2013 sebelumnya akhirnya mengundurkan diri dengan hormat. Saat ini, ia berusaha
fokus di Maiyah Dhamar Ate Sumenep, Lesbumi PCNU Sumenep, dan rumah bacanya.
Anda bisa
menghubunginya lewat kontak email yang tertera dibagian bawah blog yang
dikelalonya: kabarmasnu.blogspot.com.
0 Comments