Pamekasan, (24/1/2013) saya menjadi pembicara untuk para siswa yang tinggal di lereng-lereng bukit terjal nan curam di Warutimur Pasean Pamekasan. Perjalanan dari Sumenep ketempat itu memakan waktu 5 jam dengan naik motor sambil menghindari jalan berlubang.
Saya benar-benar bersemangat menempuh jalan itu, karena selain suka naik bukit saya juga ingin tahu wajah anak-anak bukit yang bersemangat menjadi penulis. Selama ini, aktivitas menulis termasuk membaca hanya didominasi orang-orang kota yang tak kekurangan fasilitas, seperti perpustaan sekolah yang bagus atau langsung ke perpustakaan umum di tengah-tengah kota.
Perjalanan kali ini ditemani ketua FLP Sumenep, Khairul Arifin Angwa yang sudah mirip asisten saya. hehe. Sungguh perjalanan seru dan tak terduga. Undangan panitia benar-benar menyediakan jalan yang berliku. Jalan yang terbayangkan sebelumnya.
Tempat yang saya tuju itu bernama MA. Mansyaul Ulum. Sebuah sekolah yang cukup mulia, karena di tengah-tengah belantara merelakan dirinya menjadi tempat menggali banyak pengetahuan yang mencerahkan lereng-lereng bukitnya.
Saya harus bermalam di tempat itu, karena terjebak hujan yang lebat dan malam yang dinginnya menyengat, sekaligus mendapat mandapat lagi dari panitia untuk mengisi acara pada malam harinya. Borongan deh, hehe.
Pada malam hari, saya benar-benar dilanda dingin. Tidur berbaur dengan para peserta pelatihan yang sudah terbiasa dengan dinginya bebukitan. Sunggu pengalaman yang tak terlupakan. Semoga undangan dari Forum Siswa Cinta Pena, membuat saya tabah menjalani takdir selanjutnya.
Takdir selanjutnya, diguyur hujan saat perjalanan pulang, dan nyaris diserang demam. :)
Semangat Literasi!
0 Comments